Jumat, 28 Juni 2013

BALADA "SI SOK SERBA BISA"



Perusahaan tempat kita bekerja (bisa jadi, atau bahkan sudah terjadi atau sedang terjadi) tiba-tiba "kemasukan" orang baru (baru bergabung di tempat kerja kita) yang merasa BISA MELAKUKAN SEGALANYA.

Orang (baru) seperti ini punya ciri-ciri MEMBANGGAKAN tempat kerjanya yang lama, termasuk MATERI-MATERI TRAINING yang diperolehnya di tempat kerjanya yang lama.



Dengan materi-materi training yang bermacam-macam itu, dia merasa SUDAH BISA MEN-TRAINING SEGALA BIDANG...padahal dia tidak pernah punya KUALIFIKASI / PENGALAMAN sebagai trainer di tempat kerjanya yang lama.

Apa yang bisa kita lakukan ?

Saya biasanya MERANGKUL teman kerja seperti ini untuk MELENGKAPI LEBIH DULU syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang trainer. Entah itu dengan ikut PELATIHAN untuk para trainer. Syukur-syukur dia mau kuliah di bidang PSIKOLOGI.

Intinya, JANGAN MUDAH KAGUM dan PERCAYA dengan kata-kata SI SOK SERBA BISA. Tetapi juga jangan langsung ditolak : lebih baik kalau bisa DIGANDENG supaya dia belajar lebih dulu hal-hal yang perlu untuk jadi TRAINER.

From PAIMIN untuk INDONESIA CERDAS !!!

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.

Sabtu, 22 Juni 2013

Paimin 3000 : MENCARI PENGGANTI



Di banyak perusahaan (terutama yang sedang ditata sistem organisasinya), biasanya ada ORANG-ORANG KUNCI alias ORANG-ORANG KEPERCAYAAN pemilik perusahaan. Orang-orang ini punya ciri-ciri : JUJUR, SETIA, dan dapat DIANDALKAN dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Jadi, memang ada GABUNGAN antara KOMPETENSI (Pengetahuan - Ketrampilan - Sikap) dan unsur KEPERCAYAAN dari pemilik perusahaan.

Biasanya juga, ORANG-ORANG KUNCI ini memang sudah bekerja DI ATAS 10 TAHUN di perusahaan itu, sehingga SUDAH TERUJI dengan berjalannya waktu.  


Masalah biasanya muncul pada saat ORANG KUNCI (katakanlah namanya Bu Siti) ini PENSIUN : apa ada karyawan lain yang MENGGANTIKAN BU SITI.

Tentu saja, TIDAK ADA KARYAWAN LAIN yang dapat MENGGANTIKAN BU SITI, karena setiap manusia adalah UNIK, demikian pula Bu Siti. Jadi, kalau yang dicari adalah PENGGANTI BU SITI, artinya orang yang sama seperti Bu Siti, yang didapat hanyalah FRUSTRASI. Sebab, di dunia ini HANYA ADA SATU Bu Siti seperti di perusahaan itu.

Yang SEHARUSNYA dilakukan adalah MENCARI PENGGANTI "MANAJER KEUANGAN" (katakanlah, Bu Siti ini adalah seorang Manajer Keuangan). Dengan demikian bisa ditentukan SYARAT-SYARAT yang harus dipenuhi oleh CALON MANAJER KEUANGAN yang baru (misalnya) : MASA KERJA minimal 3 (tiga) tahun untuk melihat apakah PRESTASI KERJA dan KONDITE (termasuk KEJUJURANNYA) selalu KONSISTEN "BAIK". Selain itu juga SANGGUP BEKERJA DI BAWAH TEKANAN dan TETAP RAMAH meskipun sedang banyak pekerjaan (sudah bisa diketahui dari pengamatan selama masa kerja yang 3 (tiga) tahun itu).

Jadi, JANGAN MENCARI "PENGGANTI KARYAWAN KUNCI", tetapi CARILAH karyawan yang KOMPETEN untuk menduduki jabatan penting.

Sepertinya ini SEDERHANA saja, tetapi nyatanya MASIH BANYAK TERJADI lho....

From PAIMIN untuk INDONESIA CERDAS !

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial. 

Jumat, 21 Juni 2013

Paimin 3000 : IJAZAH FORMALITAS



Sekarang ini masih saja ada orang yang terkagum-kagum kepada orang lain yang punya gelar sarjana yang banyak. Pendapat umum yang berlaku : kalau punya ijazah banyak = orangnya pintar = bisa bekerja. Padahal, BELUM TENTU !!!

Penguasaan LOGIKA BERPIKIR dan unsur KEPRIBADIAN juga SANGAT PENTING supaya seseorang bisa menjadi orang yang PINTAR dalam perilaku kehidupan sehari-hari / supaya bisa BEKERJA DENGAN BAIK.


Dalam beberapa diskusi, saya secara terang-terangan mengatakan pendapat saya bahwa MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA sebagaimana yang tertulis dalam PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 bukan berarti bahwa seseorang harus (semata-mata) menjadi SARJANA, tetapi memiliki LOGIKA BERPIKIR yang baik dan KEPRIBADIAN (terkait dengan keduanya juga MORAL) yang baik. Menjadi Sarjana tentu saja ada NILAI LEBIHNYA asalkan dibarengi dengan LOGIKA, KEPRIBADIAN, dan MORAL yang baik.  (Pembahasan tentang AGAMA / KEPERCAYAAN kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak saya ulas di sini, karena bukan merupakan kompetensi saya. Tetapi saya pribadi percaya bahwa Agama / Kepercayaan  kepada Tuhan Yang Mahaesa itu sangat perlu).

Dalam kehidupan saya selama 11 (sebelas) tahun di bidang manajemen sumber daya manusia, saya merasakan KEPRIHATINAN yang mendalam karena adanya orang-orang yang punya IJAZAH tetapi tidak memiliki LOGIKA yang mencukupi.

(Saya tidak mengatakan bahwa seorang Insinyur yang bekerja di bank adalah orang dengan Ijazah Formalitas. TIDAK. Sepanjang dia tahu bagaimana menggunakan LOGIKA ke-insinyur-annya untuk mengerjakan tugas-tugas di bank. Sebaliknya, seorang sarjana yang bekerja di bidang yang sesuai dengan ijazahnya, tetapi bekerja ASAL SESUAI INSTRUKSI SAJA dan TIDAK MENGGUNAKAN LOGIKA yang sesuai dengan keilmuannya, tetap saja saya sebut bahwa dia hanya bekerja dengan IJAZAH FORMALITAS).

From PAIMIN 3000 untuk INDONESIA CERDAS !

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.

Selasa, 04 Juni 2013

From Paimin untuk Indonesia - KEPASTIAN, DISIPLIN, KOMUNIKASI




Dalam pekerjaan saya sebagai konsultan dan praktisi bidang "team building & leadership for bussiness", seringkali saya ditanya oleh para pemilik perusahaan maupun para direksi / manajer : apakah tim yang rusak karena komunikasinya tidak baik ?

Saya jawab : TIDAK ! Maksud saya : BELUM TENTU !

Artinya begini : bisa saja komunikasinya sudah baik, dalam arti sudah INTENS, tetapi dalam tim itu tidak ada KEPASTIAN tentang tujuan maupun tanggal-tanggal (agenda kegiatan), juga (biasanya) tidak ada KEDISIPLINAN, maka komunikasi yang intens itu hanya menjadi OMONG KOSONG belaka.

From PAIMIN untuk INDONESIA !